Serial Kita; Ayo Lebih Baik


Serial Kita (3); Ayo Lebih Baik
M. Sadli Umasangaji
(Founder Celoteh Ide)


pexels dot com





            Hari-hari ini, mereka telah bersepakat secara kolektif bahwa hari yang mereka lalui ‘harusnya’ diwarnai dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah. Membawa kenangan atas apa yang Umar bin Khatab katakan tentang bahwa yang memenangkan mereka (kaum muslimin) sesungguhnya bukan karena kekuatan mereka, jumlah mereka yang banyak, senjata mereka, bukan. Tapi karena dosa mereka jauh lebih sedikit daripada musuh-musuh mereka. Niscaya kalau dosa-dosa mereka lebih banyak dari musuh mereka, maka kemenangan tentu tak akan diraih.
            Istighfar, memohon ampun kepada Allah telah menjadi keharusan untuk setiap dari mereka dalam memilih menggugurkan dosa-dosa mereka di masa lampau. Dan saat pertarungan pemilu ini. Ini tentu adalah alasan ideologis yang menyertai mereka. Maka istighfar adalah perasaan mengajak untuk Ayo Lebih Baik
            M. Hatta dalam Demokrasi Kita, menuliskan, kewajiban partai politik yang terutama ialah mendidik rakyat untuk mendapat keinsyafan politik. Dalam masyarakat selalu ada berbagai aliran paham, baik yang berdasar kepada cita-cita maupun yang berdasar kepada kepentingan golongan.
            Akan tetapi, dalam masyarakat kolektivisme lebih besar aliran paham yang berdasar kepada cita-cita. Segala aliran paham itu harus disusun dan dipimpin oleh partai-partai politik ke jalan yang teratur, supaya berguna untuk pembangunan masyarakat. Selain daripada aliran paham, banyak juga dalam masyarakat perasaan yang masih liar. Kepada perasaan yang masih liar itu diberikan jalan tempat keluarnya dari dasar ideologi. Dengan cara begitu, perasaan tadi lambat laun mendapat bentuk dan isi serta corak tujuannya.
            Gambaran pada masa lampau ketika orang-orang semangat membincang tentang program ketimbang ideologis, Muhammad Natsir berkata; “Ingat, ideologi dan program adalah two sides of the same coin, dua sisi dari satu mata uang yang sama. Karena manusia bukan robot, ia tidak mungkin hidup hanya dengan ideologi tanpa program atau hanya dengan program tanpa ideologi”.
            Maka demikian, yang dilakukan sepatutnya adalah perjuangan ideologi bukan perang ideologi. Sebagaimana pandangan Muhammad Hatta dalam Demokrasi Kita, menyebutkan perjuangan ideologi. Perjuangan ideologi antar kelompok-kelompok politik jangan diartikan dengan perang ideologi. Tiap-tiap kelompok akan mempropagandakan ideologinya kepada rakyat, tetapi dalam propaganda itu hendaklah dijaga tertib sopan dan bersikap sebagai seorang kesatria. Betapapun juga bedanya paham dan pendirian, pada tujuan yang terpenting semuanya sama. Maka kembali pada pemaknaan bersama (pandangan Nurcholish Madjid), keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kita semua telah mengetahui kedudukan cita-cita pada kehidupan bernegara.
            Transformasi idelogi kepada program adalah sebuah keharusan dalam politik. Maka Ayo Lebih Baik adalah ejawatahan sebuah ideologi kepada sebuah program. PKS mencetuskan beberapa program yang memenuhi hak hajat hidup orang banyak. Pertama, Pajak Motor Gratis, kedua, SIM Seumur Hidup, dan ketiga, Bebas Pajak Bagi Pekerja Dengan Gaji 8 Juta Ke Bawah.
            Pertama, Pajak Motor Gratis. Penghapusan pajak motor gratis ini dimaksudkan peniadaan seluruh kewajiban keuangan maupun non keuangan, baik terutang akibat penundaan pembayaran di masa lalu alias tertunggak maupun kewajiban keuangan tahun berjalan. Penghapusan pajak sepeda motor dengan cc kecil (dibawah 150 cc) ini adalah program untuk meringankan beban hidu[ rakyat. Kenyataan hari ini, sepeda motor digunakan sebagai sarana produksi, baik untuk mengangkut hasil pertanian dan usaha kecil, maupun menjadi alat angkutan ojek online yang berjumlah jutaan pengemudi. PKS ingin meringankan beban pengeluaran masyarakat dengan program penghapusan pajak sepeda motor.
            Penghapusan pajak ini meringankan beban hidup rakyat. Data menunjukkan beban hidup rakyat semakin berat, karena (1) tarif dasar listrik rakyat meningkat, (2) harga beras kualitas medium yang terus naik berdasarkan data BPS yaitu rata-rata harga beras sepanjang 2010-2018 (dari 6.700 naik menjadi 12.000). Dengan adanya pengurangan beban sekecil apapun termasuk misalnya, pengurangan pajak dan pembayaran SIM hanya sekali seumur hidup akan disambut rakyat dengan gembira.
            Secara data terdapat juga kurang lebih beberapa juta pengguna sepeda motor di Indonesia, dimana sebagian besar diantaranya adalah milik orang-orang kecil. Sebagian besar sepeda motor dimiliki oleh saudara-saudara kita yang lemah ekonominya. Mereka adalah orang-orang yang paling akan diuntungkan  dari kebijakan ini. Mereka adalah orang-orang yang sedang beranjak dari kelas bawah menuju kelas menengah.
            Di desa-desa sepeda motor digunakan sebagai sarana produksi untuk mengangkut hasil-hasil pertanian. Sementara di perkotaan sepeda motor juga digunakan sebagai sarana produksi, untuk pergi ke tempat bekerja, untuk mengangkut barang dagangan dan termasuk ojek biasa maupun online yang berjumlah jutaan pengemudi. Jadi sepeda motor sekarang telah berubah juga sebagai sarana produksi. Ini termasuk sebuah program kerakyatan yang memenuhi hajat hidup orang banyak.
            Kedua, SIM Seumur Hidup. Pembaruan SIM setiap 5 tahun sekali merepotkan. Bukti yang sudah berhasil adalah KTP yang dahulu harus 5 tahun sekali diperbaharui sekarang seumur hidup dan berefek positif pada penghematan waktu produktif masyarakat.
            Ketiga, Bebas Pajak Penghasilan Bagi Pekerja Berpendapatan Sampai 8 Juta Rupiah Per Bulan. Obral amnesti pajak yang dilakukan pemerintahan sekarang merupakan salah satu contoh kebijakan yang lebih berpihak pada konglomerat dan orang kaya ketimbang masyarakat bawah. Ada ketidaksetaraan ekonomi ini yang tidak ditangani maka akan jauh lebih sulit mengurangi kemiskinan dan bahkan ketidakstabilan sosial akan semakin meningkat. Karenanya perlu tindakan konkrit untuk mempersempit kesenjangan melalui kebijakan yang berpihak pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.
            Program pembebasan pajak penghasilan untuk pekerja dengan gaji di bawah 8 juta ini konkrit untuk mempersempit kesenjangan melalui kebijakan yang berpihak pada kelompok masyarakat menengah ke bawah untuk mengatasi rendahnya daya beli dan mengurangi beban kesulitan hidup yang mendera masyarakat menengah ke bawah.
Bahwa perjuangan politik adalah perjuangan keadilan sosial. Kembali, mengapa berbicara mengenai sosialisme? Ada alasan sangat kuat untuknya. Disini saya (Martha Harnecker, 2015), mengutip Wakil Presiden Bolivia Alvaro Garcia Linera, yang menggunakan kata-kata sangat sederhana, pada 8 Februari 2010, Menyebut apa yang dinamakan ‘sosialisme komunitas’, dia mengatakan:
“Kita berbicara mengenai pokok soal ini hanya karena satu alasan, dan ini karena masyarakat yang saat ini ada di dunia, masyarakat yang hari ini kita miliki di seluruh dunia adalah masyarakat dengan terlalu banyak ketidakadilan, masyarakat dengan terlalu banyak ketimpangan. Hari ini, di dunia kapitalis dalam mana kita hidup ini, sebelas juta anak-anak meninggal dunia setiap tahun karena kekurangan gizi, karena pelayanan kesehatan yang buruk, karena tidak ada dukungan untuk mengobati penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan. Sebanyak seluruh penduduk Bolivia mati setiap tahun dan setiap tahun lagi.
Masyarakat kapitalis ini, yang mendominasi dunia, yang memberi kita penerbangan ke angkasa luar, yang memberi kita internet, memungkinkan delapan ratus juta manusia tidur setiap malam dalam keadaan lapar. Sekitar dua milyar orang di bumi ini tidak mendapatkan pelayanan dasar. Kita punya mobil-mobil, kita punya kapal-kapal terbang, sekarang kita berpikir untuk pergi ke planet Mars, betapa indahnya! Tetapi disini di atas bumi ada orang-orang yang tidak mendapatkan pelayanan dasar, ada orang-orang yang tidak mendapatkan pendidikan, dan kalau ini tidak cukup, ini adalah masyarakat yang secara permanen dan berulang-ulang menimbulkan krisis, dan krisis menimbulkan pengangguran, memaksa perusahaan-perusahaan untuk tutup. Ada begitu banyak kekayaan, tetapi terpusat di tangan sedikit orang. Dan ada banyak orang yang tidak punya kekayaan dan tidak bisa menikmati apa yang ada. Sekarang ini ada dua ratus juta orang menganggur di dunia ini.
Itulah masalahnya, ini adalah masyarakat yang menimbulkan begitu banyak kontradiksi, yang menghasilkan pengetahuan, ilmu, dan kekayaan, tetapi yang sekaligus menimbulkan begitu banyak kemiskinan, begitu banyak pengabaian, dan pada puncaknya, tidak puas menghancurkan umat manusia saja dan melanjutkan menghancurkan alam. Ribuan jenis binatang dan tumbuhan telah dihancurkan dalam masa 400-500 tahun terakhir sejak dimulainya kapitalisme. Hutan menjadi semakin sempit dan sempit saja, lapisan ozone sedang dipertipis, kita mengalami perubahan iklim, gunung-gunung bertopi salju abadi sekarang sedang dalam proses kepunahan.
            Ketika kita berbicara tentang sosialisme, kita sedang berbicara mengenai sesuatu yang sangat berbeda dari yang sedang kita alami. Kita bisa memberinya nama yang lain. Kalau orang tidak suka kata sosialisme, mereka bisa menyebutnya komunitarianisme, mereka bisa menamakan ‘hidup baik’, tidak masalah, kita tidak berjuang untuk nama-nama.”
            Ayo Lebih Baik. Seperti lirik lagunya; Ayo Lebih Baik, PKS Terbaik, Untuk Indonesia Lebih Baik. Tak perlu diragukan lagi. Kita hidup di dunia ini. Memiliki tujuan hakiki. Untuk mengharap Ridho Ilahi. Walau rintangan kan datang menghadang. Kita akan teruskan perjuangan. Demi cita-cita dan harapan. Kini saatnya kita peduli. Pada semua yang telah terjadi. Melayani dengan sepenuh hati. Berkhidmat membangun Negeri ini.
            Inilah Ayo Lebih Baik. Sebuah transformasi ideologi kepada program. Jalan politiknya tentang High Politics, dengan ciri-ciri minimal diantaranya, amanah, masuliyyah (pertanggungjawaban), prinsip ukhuwah (persatuan), maka sangat kondusif bagi pelaksanaan amar maruf dan nahi munkar. Barangkali inilah antara lain yang dimaksud oleh Q.S al-Hajj : 22 : 41, “Yaitu orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah yang mungkar dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. Ayo Lebih Baik.

Posting Komentar

0 Komentar