Perspektif
Serial Kita; Ayo Lebih Baik
Serial Kita (3); Ayo Lebih Baik
M. Sadli Umasangaji
(Founder Celoteh Ide)
Hari-hari ini, mereka telah
bersepakat secara kolektif bahwa hari yang mereka lalui ‘harusnya’ diwarnai
dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah. Membawa kenangan atas apa yang
Umar bin Khatab katakan tentang bahwa yang memenangkan mereka (kaum muslimin)
sesungguhnya bukan karena kekuatan mereka, jumlah mereka yang banyak, senjata
mereka, bukan. Tapi karena dosa mereka jauh lebih sedikit daripada musuh-musuh
mereka. Niscaya kalau dosa-dosa mereka lebih banyak dari musuh mereka, maka
kemenangan tentu tak akan diraih.
Istighfar, memohon ampun kepada
Allah telah menjadi keharusan untuk setiap dari mereka dalam memilih
menggugurkan dosa-dosa mereka di masa lampau. Dan saat pertarungan pemilu ini.
Ini tentu adalah alasan ideologis yang menyertai mereka. Maka istighfar adalah
perasaan mengajak untuk Ayo Lebih Baik
M. Hatta dalam Demokrasi Kita,
menuliskan, kewajiban partai politik yang terutama ialah mendidik rakyat untuk
mendapat keinsyafan politik. Dalam masyarakat selalu ada berbagai aliran paham,
baik yang berdasar kepada cita-cita maupun yang berdasar kepada kepentingan
golongan.
Akan tetapi, dalam masyarakat
kolektivisme lebih besar aliran paham yang berdasar kepada cita-cita. Segala
aliran paham itu harus disusun dan dipimpin oleh partai-partai politik ke jalan
yang teratur, supaya berguna untuk pembangunan masyarakat. Selain daripada
aliran paham, banyak juga dalam masyarakat perasaan yang masih liar. Kepada
perasaan yang masih liar itu diberikan jalan tempat keluarnya dari dasar
ideologi. Dengan cara begitu, perasaan tadi lambat laun mendapat bentuk dan isi
serta corak tujuannya.
Gambaran pada masa lampau ketika
orang-orang semangat membincang tentang program ketimbang ideologis, Muhammad
Natsir berkata; “Ingat, ideologi dan program adalah two sides of the same coin, dua sisi dari satu mata uang yang sama.
Karena manusia bukan robot, ia tidak mungkin hidup hanya dengan ideologi tanpa
program atau hanya dengan program tanpa ideologi”.
Maka demikian, yang dilakukan sepatutnya
adalah perjuangan ideologi bukan perang ideologi. Sebagaimana pandangan
Muhammad Hatta dalam Demokrasi Kita, menyebutkan perjuangan ideologi.
Perjuangan ideologi antar kelompok-kelompok politik jangan diartikan dengan
perang ideologi. Tiap-tiap kelompok akan mempropagandakan ideologinya kepada
rakyat, tetapi dalam propaganda itu hendaklah dijaga tertib sopan dan bersikap
sebagai seorang kesatria. Betapapun juga bedanya paham dan pendirian, pada
tujuan yang terpenting semuanya sama. Maka kembali pada pemaknaan bersama
(pandangan Nurcholish Madjid), keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
kita semua telah mengetahui kedudukan cita-cita pada kehidupan bernegara.
Transformasi idelogi kepada program
adalah sebuah keharusan dalam politik. Maka Ayo Lebih Baik adalah ejawatahan
sebuah ideologi kepada sebuah program. PKS mencetuskan beberapa program yang
memenuhi hak hajat hidup orang banyak. Pertama, Pajak Motor Gratis, kedua, SIM
Seumur Hidup, dan ketiga, Bebas Pajak Bagi Pekerja Dengan Gaji 8 Juta Ke Bawah.
Pertama, Pajak Motor Gratis.
Penghapusan pajak motor gratis ini dimaksudkan peniadaan seluruh kewajiban
keuangan maupun non keuangan, baik terutang akibat penundaan pembayaran di masa
lalu alias tertunggak maupun kewajiban keuangan tahun berjalan. Penghapusan
pajak sepeda motor dengan cc kecil (dibawah 150 cc) ini adalah program untuk
meringankan beban hidu[ rakyat. Kenyataan hari ini, sepeda motor digunakan
sebagai sarana produksi, baik untuk mengangkut hasil pertanian dan usaha kecil,
maupun menjadi alat angkutan ojek online yang berjumlah jutaan pengemudi. PKS
ingin meringankan beban pengeluaran masyarakat dengan program penghapusan pajak
sepeda motor.
Penghapusan pajak ini meringankan
beban hidup rakyat. Data menunjukkan beban hidup rakyat semakin berat, karena
(1) tarif dasar listrik rakyat meningkat, (2) harga beras kualitas medium yang
terus naik berdasarkan data BPS yaitu rata-rata harga beras sepanjang 2010-2018
(dari 6.700 naik menjadi 12.000). Dengan adanya pengurangan beban sekecil apapun
termasuk misalnya, pengurangan pajak dan pembayaran SIM hanya sekali seumur
hidup akan disambut rakyat dengan gembira.
Secara data terdapat juga kurang
lebih beberapa juta pengguna sepeda motor di Indonesia, dimana sebagian besar
diantaranya adalah milik orang-orang kecil. Sebagian besar sepeda motor
dimiliki oleh saudara-saudara kita yang lemah ekonominya. Mereka adalah
orang-orang yang paling akan diuntungkan
dari kebijakan ini. Mereka adalah orang-orang yang sedang beranjak dari
kelas bawah menuju kelas menengah.
Di desa-desa sepeda motor digunakan
sebagai sarana produksi untuk mengangkut hasil-hasil pertanian. Sementara di
perkotaan sepeda motor juga digunakan sebagai sarana produksi, untuk pergi ke
tempat bekerja, untuk mengangkut barang dagangan dan termasuk ojek biasa maupun
online yang berjumlah jutaan pengemudi. Jadi sepeda motor sekarang telah
berubah juga sebagai sarana produksi. Ini termasuk sebuah program kerakyatan
yang memenuhi hajat hidup orang banyak.
Kedua, SIM Seumur Hidup. Pembaruan
SIM setiap 5 tahun sekali merepotkan. Bukti yang sudah berhasil adalah KTP yang
dahulu harus 5 tahun sekali diperbaharui sekarang seumur hidup dan berefek
positif pada penghematan waktu produktif masyarakat.
Ketiga, Bebas Pajak Penghasilan Bagi
Pekerja Berpendapatan Sampai 8 Juta Rupiah Per Bulan. Obral amnesti pajak yang
dilakukan pemerintahan sekarang merupakan salah satu contoh kebijakan yang
lebih berpihak pada konglomerat dan orang kaya ketimbang masyarakat bawah. Ada
ketidaksetaraan ekonomi ini yang tidak ditangani maka akan jauh lebih sulit
mengurangi kemiskinan dan bahkan ketidakstabilan sosial akan semakin meningkat.
Karenanya perlu tindakan konkrit untuk mempersempit kesenjangan melalui
kebijakan yang berpihak pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.
Program pembebasan pajak penghasilan
untuk pekerja dengan gaji di bawah 8 juta ini konkrit untuk mempersempit
kesenjangan melalui kebijakan yang berpihak pada kelompok masyarakat menengah
ke bawah untuk mengatasi rendahnya daya beli dan mengurangi beban kesulitan
hidup yang mendera masyarakat menengah ke bawah.
Bahwa perjuangan politik adalah
perjuangan keadilan sosial. Kembali, mengapa berbicara mengenai sosialisme? Ada
alasan sangat kuat untuknya. Disini saya (Martha Harnecker, 2015), mengutip Wakil
Presiden Bolivia Alvaro Garcia Linera, yang menggunakan kata-kata sangat
sederhana, pada 8 Februari 2010, Menyebut apa yang dinamakan ‘sosialisme
komunitas’, dia mengatakan:
“Kita
berbicara mengenai pokok soal ini hanya karena satu alasan, dan ini karena
masyarakat yang saat ini ada di dunia, masyarakat yang hari ini kita miliki di
seluruh dunia adalah masyarakat dengan terlalu banyak ketidakadilan, masyarakat
dengan terlalu banyak ketimpangan. Hari ini, di dunia kapitalis dalam mana kita
hidup ini, sebelas juta anak-anak meninggal dunia setiap tahun karena
kekurangan gizi, karena pelayanan kesehatan yang buruk, karena tidak ada
dukungan untuk mengobati penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan. Sebanyak
seluruh penduduk Bolivia mati setiap tahun dan setiap tahun lagi.
Masyarakat
kapitalis ini, yang mendominasi dunia, yang memberi kita penerbangan ke angkasa
luar, yang memberi kita internet, memungkinkan delapan ratus juta manusia tidur
setiap malam dalam keadaan lapar. Sekitar dua milyar orang di bumi ini tidak
mendapatkan pelayanan dasar. Kita punya mobil-mobil, kita punya kapal-kapal
terbang, sekarang kita berpikir untuk pergi ke planet Mars, betapa indahnya!
Tetapi disini di atas bumi ada orang-orang yang tidak mendapatkan pelayanan
dasar, ada orang-orang yang tidak mendapatkan pendidikan, dan kalau ini tidak
cukup, ini adalah masyarakat yang secara permanen dan berulang-ulang
menimbulkan krisis, dan krisis menimbulkan pengangguran, memaksa
perusahaan-perusahaan untuk tutup. Ada begitu banyak kekayaan, tetapi terpusat
di tangan sedikit orang. Dan ada banyak orang yang tidak punya kekayaan dan
tidak bisa menikmati apa yang ada. Sekarang ini ada dua ratus juta orang
menganggur di dunia ini.
Itulah
masalahnya, ini adalah masyarakat yang menimbulkan begitu banyak kontradiksi,
yang menghasilkan pengetahuan, ilmu, dan kekayaan, tetapi yang sekaligus
menimbulkan begitu banyak kemiskinan, begitu banyak pengabaian, dan pada
puncaknya, tidak puas menghancurkan umat manusia saja dan melanjutkan
menghancurkan alam. Ribuan jenis binatang dan tumbuhan telah dihancurkan dalam
masa 400-500 tahun terakhir sejak dimulainya kapitalisme. Hutan menjadi semakin
sempit dan sempit saja, lapisan ozone sedang dipertipis, kita mengalami
perubahan iklim, gunung-gunung bertopi salju abadi sekarang sedang dalam proses
kepunahan.
Ketika
kita berbicara tentang sosialisme, kita sedang berbicara mengenai sesuatu yang
sangat berbeda dari yang sedang kita alami. Kita bisa memberinya nama yang
lain. Kalau orang tidak suka kata sosialisme, mereka bisa menyebutnya
komunitarianisme, mereka bisa menamakan ‘hidup baik’, tidak masalah, kita tidak
berjuang untuk nama-nama.”
Ayo Lebih Baik. Seperti lirik
lagunya; Ayo Lebih Baik, PKS Terbaik, Untuk Indonesia Lebih Baik. Tak perlu
diragukan lagi. Kita hidup di dunia ini. Memiliki tujuan hakiki. Untuk
mengharap Ridho Ilahi. Walau rintangan kan datang menghadang. Kita akan
teruskan perjuangan. Demi cita-cita dan harapan. Kini saatnya kita peduli. Pada
semua yang telah terjadi. Melayani dengan sepenuh hati. Berkhidmat membangun
Negeri ini.
Inilah Ayo Lebih Baik. Sebuah
transformasi ideologi kepada program. Jalan politiknya tentang High Politics,
dengan ciri-ciri minimal diantaranya, amanah, masuliyyah (pertanggungjawaban),
prinsip ukhuwah (persatuan), maka sangat kondusif bagi pelaksanaan amar maruf
dan nahi munkar. Barangkali inilah antara lain yang dimaksud oleh Q.S al-Hajj :
22 : 41, “Yaitu orang-orang yang jika
Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan
menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah yang mungkar dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan”. Ayo Lebih Baik.
Posting Komentar
0 Komentar