Elaborasi Buku Perspektif Kaum Muda
Elaborasi Buku
Perspektif Kaum Muda
Kumpulan opini ini sebenarnya sudah lama.
Opini ini bertebaran di media lokal yang ada di Maluku Utara sekitar tahun 2012
sampai 2017. Sekarang sudah menjelang akhir tahun 2018, kami sudah lama
berpikir untuk menerbitkan kumpulan opini ini, dibukukan terutama oleh
Departemen Kehumasan, sudah terpikir pada periode 2014-2016, hanya saja baru
sekarang bisa kami wujudkan. Untuk menerbitkannya beberapa orang yang terlibat
dalam penulisan opini ini memilih untuk patungan untuk menerbitkan kumpulan
opini menjadi buku. Kumpulan opini berjumlah kurang lebih 38 opini yang ditulis
oleh kader-kader yang tulisannya pernah dimuat di media lokal di Maluku Utara
seperti Malut Post, Posko Malut, Radar Halmahera, dan lainnya.
Dengan melihat rentang waktu
kumpulan opini maka bisa dipastikan bahwa opini ini ditulis oleh beberapa
generasi yang berbeda, ada yang bersama dalam kepengurusan, ada yang berbeda
kepengurusan. Diantaranya Imran Guricci pernah menjadi Ketua Umum PW KAMMI
Maluku Utara Periode 2014-2015, karena tidak selesai sampai masa jabatannya.
Sarni S Walanda pernah menjabat Ketua Umum PD KAMMI Kota Ternate Periode
2010-2012, dan Ketua Kaderisasi PW KAMMI Maluku Utara 2014-2015. Lasahrudin,
M. Sadli Umasangaji, Surahman Manan masih terlibat di PW KAMMI Maluku Utara untuk
Bidang Kehumasan Periode 2017-2019. Furkan Abdullah pernah menjabat sebagai
Sekretaris Umum PD KAMMI Kota Ternate Periode 2016-2018 dan sekarang sebagai
Ketua Bidang Kebijakan Publik Periode 2017-2019, Wahyudi Hamzah pernah menjabat
Sekretaris Umum PD KAMMI Kota Ternate 2014-2016. Zulfikar pernah aktif sebagai
Ketua Bidang Kebijakan Publik PW KAMMI Maluku Utara Periode 2015-2017. Nurun
Buamonabot pernah aktif di PD KAMMI Kota Ternate dan sekarang telah kembali di
kampung halamannya dan turut aktif PD KAMMI Kepulauan Sula.
Opini di media adalah sebuah sarana
untuk memperkenal gagasan kader KAMMI kepada khalayak publik. Sekaligus sebagai
ruang ide dan pertarungan wacana bagi para kader KAMMI sebagai keharusan
gerakan kepemudaan. Kami percaya
bahwa gerakan kepemudaan adalah gerakan narasi, dunia gagasan, dunia ide-ide
dan pertarungan wacana. Kita boleh elaborasi dengan arus zaman. Tapi apakah
kita harus terwarnai oleh arus zaman atau kita membuat arus zaman ini
merindukan peran ideologisasi. Kumpulan Opini ini adalah bisa disebut sebagai
masa dimana bersemangat ria, menceburkan diri dengan sangat dalam serta
panas-panasnya kami ber-KAMMI. Maka kami memilih jalan kekuatan kata-kata
sebagai perwajahan KAMMI di publik terkhusus di Maluku Utara.
Kemudian kami mengutip apa yang ditulis
Sayyid Qutbh dalam karyanya Beberapa Studi Tentang Islam, bagian Kekuatan
Kata-Kata. “Di beberapa saat, yaitu saat-saat perjuangan yang pahit yang
dilakukan ummat di masa yang lalu, saya di datangi oleh gagasan yang putus asa,
yang terbentang di depan mata saya dengan jelas sekali. Dalam saat-saat seperti
ini saya bertanya kepada diri saya: Apa gunanya menulis? Apakah nilainya
makalah-makalah yang memenuhi halaman harian-harian? Apakah tidak lebih baik
dan pada semuanya ini kalau kita mempunyai sebuah pistol dan beberapa peluru,
setelah itu kita berjalan ke luar dan menyelesaikan persoalan kita dengan
kepala-kepala yang berbuat sewenang-wenang dan melampaui batas? Apa gunanya
kita duduk di meja tulis, lalu mengeluarkan semua kemarahan kita dengan kata-kata,
dan membuang-buang seluruh tenaga kita untuk sesuatu yang tidak akan sampai
kepada kepala-kepala yang harus dihancurkan itu?
Saya tidak menyangkal bahwa detik-detik
seperti ini amat menjadikan saya menderita. Ia memenuhi diriku dengan kegelapan
dan keputusasaan. Saya merasa malu kepada diri saya sendiri, sebagaimana
malunya seorang yang lemah tidak dapat berbuat sesuatu yang berguna.
Tetapi untunglah saat-saat seperti itu
tidak berlangsung lama. Saya kembali mempunyai harapan dalam kekuatan
kata-kata. Saya bertemu dengan beberapa orang yang membaca beberapa makalah yang saya tulis, atau saya
menerima surat dan sebahagian mereka. Lalu kepercayaan saya akan gunanya media
seperti ini kembali lagi. Saya merasa bahwa mereka mempercayakan sesuatu kepada
saya: sesuatu yang tidak begitu berbentuk yang terdapat dalam diri mereka. Tetapi mereka menunggu-nunggunya,
bersiap-siap untuknya dan percaya kepadanya.
Saya merasa bahwa tulisan-tulisan para
pejuang yang bebas, tidak semuanya hilang begitu saja, karena ia dapat
membangunkan orang-orang yang tidur, membangkitkan semangat orang-orang yang
tidak bergerak, dan menciptakan suatu arus kerakyatan yang mengarah kepada
suatu tujuan tertentu, kendatipun belum mengkristal lagi dan belum jelas lagi.
Tetapi ada sesuatu yang dapat diselesaikan di bawah pengaruh pena ini.
Walaupun demikian, dalam saat-saat
keputusasaan dan kegelapan, saya kembali menuduh diri saya sendiri. Saya
berkata: Bukankah kepercayaan akan kekuatan kata-kata ini merupakan alasan saja
dan kelemahan untuk melakukan pekerjaan lain? Bukankah ini hanya merupakan
manusia menertawakan dirinya sendiri, menipu diri sendiri, agar dirinya itu
merasa tenteram dalam keadaan tidak berbuat apa-apa, agar ia dapat melarikan
diri dan tanggungjawab kesalahan dan ketakutan? Demikianlah saya hidup
sepanjang masa perjuangan yang lalu, sampai Allah menghendaki datangnya suatu
fajar yang baru, terbukanya awan yang menyelubungi, dan manusia mempunyai
kesempatan untuk bernafas dengan udara yang murni yang dibawa oleh revolusi,
dan bahwa perjuangan ini telah menjadi kenang-kenangan yang terkandung dalam lipatan-lipatan sejarah.
Hari ini tergerak hati saya untuk kembali kepada beberapa catatan masa lampau
itu, yang mengandung sebagian dari apa yang saya tulis di masa yang menakutkan
itu. Saya tidak menyangkal bahwa saya amat terkejut. Kekuatan kata-kata itu
adalah sesuatu yang aneh sekali. Mimpi-mimpi di masa lalu telah berubah menjadi
kenyataan yang dapat diraba. Apa yang
direka-reka dahulu telah menjadi kenyataan keseluruhannya. Seakan-akan
pintu-pintu langit telah terbuka. Para pejuang yang merdeka menulis dan
mengarahkan dengan segala hati mereka dengan kata-kata ini.
Kemudian saya bertanya sekali lagi: Apakah
rahasia kekuatan kata-kata?
Rahasianya yang aneh itu bukan dalam
kilatan kata-katanya, bukan dalam irama kalimat-kalimatnya. Ia tersembunyi
dalam kekuatan iman yang ditunjukkan oleh kata-kata dan apa yang di belakangnya.
Rahasia itu terdapat dalam tekad yang kuat untuk mengubah kata-kata yang
tertulis menjadi gerakan yang hidup, mengubah pengertian yang difahami menjadi
kenyataan yang dapat diraba”.
Kami dalam Bidang Kehumasan Periode
2017-2019 ini memilih untuk menerbitkan karya ini menjadi buku. Dalam buku ini
kami membagi beberapa opini menjadi satu bagian. Terdiri dari beberapa bagian;
pertama, Refleksi Kepemudaan, kedua, Gerakan dan Keislaman, dan ketiga,
Meneropong Demokrasi dan Kebangsaan. Kami yakin beberapa bagian ini topik yang
menjadi bagian dari diskusi-diskusi dalam gerakan kepemudaan serta mendialektikannya
di ruang-ruang publik.
Demikian bagi kami, sekiranya kumpulan
opini ini menjadi sebuah bara, sebuah gelora intelektual untuk setiap
kepengurusan setelah kami, untuk masih meyakini bahwa dunia kepemudaan adalah
gerakan narasi, dunia gagasan, dunia ide-ide dan dialektika wacana dalam ruang
publik. Dan meyakini bahwa KAMMI (Maluku Utara) adalah sarana dari kekuatan
kata-kata.
Posting Komentar
0 Komentar