Kepenulisan
Memperbaiki Kualitas Tulisan
Memperbaiki Kualitas Tulisan
Yanuardi Syukur
Kalimat "di atas langit masih ada langit" dalam konteks tulisan dapat berarti "di atas tulisan bagus masih ada yang lebih bagus." Berarti juga tulisan jadi harus terus dibaca, bahkan direnungkan dan diperbaiki agar jadi lebih bagus.
Berikut adalah kiat sederhana memperbaiki tulisan.
1. Cermati dan cari celah yang bisa dikritik dari tulisan sendiri. Tulisan jadi itu harus dibaca, dicermati berkali-kali mulai dari judul, lead, gagasan, argumentasi, dan penutupnya apakah sudah berkesan atau belum. Tidak semua tulisan punya keunggulan di semua sudutnya, akan tetapi membiasakan untuk membuat semua sudut bangunan tulisan itu indah, dan bermakna adalah baik sekali.
2. Pikirkan, apa gagasan yang unik dan kontributif bagi sasaran pembaca. Gagasan itu mahal, akan tetapi bisa diperoleh dari pengalaman, bacaan, dan juga inspirasi dari orang lain. "Be original," patut diingat-ingat. Jadilah pribadi original, autentik. Tidak mudah, tapi dapat diperjuangkan.
Pikirkan gagasan yang muncul, apakah mengandung keunikan dan kontribusi? Tulisan yang baik adalah yang unik dan berkontribusi. Singkatnya, tulisan yang baik menjawab suatu masalah yang dipikirkan ada dirasakan oleh sasaran pembaca.
3. Perkaya gagasan dengan referensi. Ambillah referensi dari otoritas terkait, pahami argumennya, dan kutip sebagai penguat gagasan yang tengah dipaparkan. Banyak kasus orang sekedar mengambil kutipan tapi berbeda dengan konteks yang dimaksudkan penulis awal.
Memang, kreativitas itu bisa saja, karena sangat mungkin penulis belakangan melakukan falsifikasi alias meruntuhkan argumen lama dengan argumen baru, tapi memahami sebuah referensi secara utuh itu sangatlah penting dalam memperkaya bangunan tulisan kita sendiri.
4. Meminta umpan balik dari kolega. Kalimat "manusia tempat salah dan lupa" itu betul. Dalam konteks tulisan bermakna bisa jadi tulisan kita juga keliru karena lupa memasukkan sesuatu di dalamnya. Maka, dibutuhkan masukan atau kritikan dari kolega. Makin dikritik biasanya sebuah tulisan akan makin baik. Penulis harus berbesar hati untuk menerimanya sebagai bagian dari 'ritual perbaikan' kualitas tulisan ke depannya.
5. Jika sulit memulai, gunakan pengalaman sebagai batu loncatan. Banyak yang mengeluh "bingung memulai dari mana". Solusinya adalah "mulailah dari yang terdekat", yakni pengalaman. Bisa dimulai dengan cerita pengalaman tersebut. Biasanya setelah pengalaman itu tertuliskan seseorang akan lebih mudah dalam meneruskan tulisannya.
6. Temukan gaya penulisan yang khas. Gaya ini terkait sekali dengan selera yang dengannya sebuah tulisan dapat dikenali ini karya siapa. Gaya penulisan seseorang ditentukan setidaknya oleh dua elemen, yakni suara (voice) dan nada (tone). Voice itu sudut pandangan personal atau standing point sang penulis; dia menulis dalam konteks apa, atau perspektif apa. Sedangkan nada adalah elemen-elemen penyusun tulisan seperti diksi, struktur kalimat, dan tata bahasa. Tiap orang punya kecenderungan sendiri. Menemukan gaya personal sangat baik tidak hanya dalam produktivitas tapi juga dalam memudahkan pengenalan sebuah karya.
7. Lebih sering menulis. "Alah bisa karena biasa," itu familiar sekali di kita. Maksudnya, "orang bisa karena dia membiasakannya." Penulis yang baik adalah yang membiasakan menulis secara teratur. Zaman sekarang kita bisa teratur menulis di buku harian, blog, website, atau medsos. Untuk medsos, usahakan untuk mengumpulkan tulisan itu dalam satu file agar mengantisipasi jika akun medsos tersebut bermasalah di kemudian hari.
Posting Komentar
0 Komentar