Dalam Sebuah Pencarian - Muhasabah Akhir Tahun
Novel Dalam Sebuah Pencarian
M. Sadli Umasangaji
Muhasabah Akhir Tahun
Kehidupan di dunia ini merupakan
rangkaian dari sebuah rencana dan misi besar seorang hamba untuk menggapai
keridhaan Sang Maha Pencipta. Dan dalam menjalankan misi tersebut, seseorang
tentunya harus memiliki visi, perencanaan, strategi, pelaksanaan dan evaluasi
(muhasabah).
Muhasabah merupakan suatu
proses evaluasi diri. Bagaimana manusia itu bisa mengevaluasi dirinya sebelum
dan sesudah melakukan amalan di dunia. Bahkan dengan jelas, Rasulullah
mengaitkan evaluasi dengan kesuksesan, sedangkan kegagalan dengan mengikuti
hawa nafsu dan banyak angan. Muhasabah atau evaluasi atas visi inilah yang
digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai kunci pertama dari kesuksesan. Selain
itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu setelah
evaluasi harus ada aksi perbaikan.
#
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia bekerjasama dengan BKM Al-Munawar untuk melakukan Tabliqh Akbar dan
Muhasabah Akhir Tahun. Yang menghadiri acara itu kita akan mengundang para imam
mesjid berbagai BKM dan berbagai majelis ta’lim. Selain itu diundang juga
berbagai BEM dan HMJ di setiap Universitas di Kota Ternate dan berbagai
Organisasi Kepemudaan (OKP) serta Organisasi Kampung-Kampung (OKK) dan undangan
terbuka untuk semua masyarakat umum. Wahib dan Yusuf bertugas mengantar
undangan di berbagai BKM dari mulai Mesjid Muhajirin hingga masjid di Kalumata
Puncak, Akhi Saf mengantar undangan di Masjid sekitaran Kalumpang hingga
Santiong, Akhi Wawan dan Akhi Umar mengantar undangan di masjid sekitaran
Tabaha hingga Moya, Akhi Jamal sendiri mengantar undangan di berbagai masjid
yang berada di Ternate Utara, mulai dari Salero hingga Masjid Heku, Akehuda.
Akhi Fatih mengantar undangan di berbagai BEM dan HMJ, sedangkan untuk OKP dan
OKK dibagi rata ke semua. Saat mengantar undangan aku mulai tahu lokasi masjid
yang berada di sekitaran Ternate Selatan bahkan hingga sebagian rumah imamnya.
Selain itu dalam agenda Muhasabah Akhir Tahun ini, ada
beberapa kader yang sedikit pesimis karena dalam agenda ini kerja-kerja
manajemen organisasi sudah terlihat sedikit tidak sehat. Tapi Wahib mengingat
percakapan mereka waktu, dengan teduh akh Yusuf mengatakan, “Kita lihat lagi agenda ini bagaimana lebih
banyak manfaatnya atau kemudaratannya, kita harusnya bekerja bukan karena
siapa-siapa atau karena apa-apa, tapi karena Allah”
#
31 Desember, siang sekitar jam 13.30, ada agenda lagi di DPW, taujih dari Ustad
Drs. Basuki AR, M.Si dari “Trainer Heart Intelligence”. Materinya mengenai
Membangun Kecerdasan Hati, Mensinergikan Kecerdasan Intelektual, Emosional dan
Spiritual. Slide awal menuliskan “Kalau dalam penyampaian disini dengan
pendekatan agama, bukan berarti eksklusifisme aliran atau golongan, tapi
keinginan untuk menyampaikan kebenaran”, “Kalau dalam penyampaian disini ada
firman Allah itu bukan untuk golongan tapi untuk seluruh umat manusia”, “Kita
merindukan persaudaraan, kedamaian, dan kebahagiaan hakiki bersama dengan yang
lain”.
Slide selanjutnya menjelaskan tentang 5 tipe manusia,
manusia wajib, manusia sunnah, manusia mubah, manusia makruh, manusia haram.
Dan pastinya setiap manusia pasti ingin menjadi manusia wajib, manusia yang
akan kehadirannya memberikan manfaat, dan sangat diperlukan maka apabila
ketidakhadirannya akan dicari.
Tujuan hidup manusia (QS. Al Fajr (89) : 27-30),
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke
dalam surga-Ku”. Tujuan hidup manusia; jiwa tenang, hati puas, dan hidup
dirihai Allah.
“Ingatlah bahwa tiap-tiap badan itu ada sepotong
daging, apabila sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruh badan, dan
apabila rusak, rusaklah seluruh badan, ingatlah bahwa sepotong daging itu ialah
hati” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Potensi manusia (QS. Al-Isra’ (17) : 36), “Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Potensi manusia: telinga, mata, dan hati. Tentang hati
(QS. Al-Hajj (22) : 46), “Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi,
sehingga hati mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya
bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”.
Dari hati berlanjut ke jiwa (QS. Asy-Syams (91) :
8-10), “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,
sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang
mengotorinya”. Semua itu akan terjadi kalau ada niat dan kesempatan.
Dari hati berlanjut ke jiwa hingga masuk ke akal (QS.
Ali-Imran (3) : 190-191), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”. Dan akal pun
terbagi menjadi iman (kecerdasan spiritual), rasio (kecerdasan intelektual, dan
rasa (kecerdasan emosional).
#
Sorenya setelah itu Wahib dan akhi
Yusuf, membagi selembaran Tabliqh Akbar dan Muhasabah Akhir Tahun nanti malam
di lampu merah di depan Kantor Walikota. Setelah itu kita ke BKM Al-Munawar,
ikhwan-ikhwan membuat tempat (kain) untuk layar LCD.
Malamnya sekitar jam 09.00, aku
sudah kembali ke BKM Al-Munawar, setelah sebentar ke rumah untuk makan dan
mandi. Di BKM sudah lumayan banyak orang dan para kader KAMMI juga sudah
banyak. Awalnya acara dimulai dengan zikir bersama. Setelah pak Walikota dan
Wakil Walikota hadir dalam acara ini, acara pembukaan pun dimulai. Pertama
laporan Ketua Panitia, Akhi Wawan. Sambutan dari Ketua BKM Al-Munawar dan
sambutan dari Pak Walikota. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan Tabliqh
Akbar dari Habib Rifai Alhasani, LC terkait dengan tema “Pembentukan Karakter
dan Menyatukan Hati Ummat”. “Belum
sempurna iman seseorang kalau ia belum mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri”.
Ummat Nabi Muhammad SAW adalah ummat
yang saling menyayangi, ummat yang saf sholatnya seperti seakan berperang,
ummat yang tidak merasa dirinya lebih dari saudara-saudaranya. Ada tiga
golongan ummat, yang pertama yang masuk surga tanpa hisab, yang kedua yang
datang dengan kesalahan dan dosa akan tetapi Allah memasukannya ke dalam surga
karena ada juga amalan kebaikannya, dan yang ketiga adalah golongan yang begitu
banyak kesalahan dan dosa dan hampir tidak ada amalan kebaikan, dan hanya dalam
hidupnya pernah mengucapkan dua kalimat syahadat. Dalam hal ini kita dapat
lihat betapa mulianya Allah SWT dan betapa sayangnya Allah terhadap
hamba-hamba-Nya.
Setelah Tabligh Akbar dari Habib
Rifai Alhasani, LC pada detik-detik memasuki waktu pergantian akhir tahun,
shalawat dikumandang di dalam Mesjid Al-Munawar, sangat menenangkan rasanya.
Setelah bershalawat masuk ke muhasabah yang dipandu oleh Ustad Drs. Basuki AR,
M.Si (Trainer Heart Intelligence). Rasulullah bersabda “Orang yang cerdas adalah
yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan
sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa
nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT” (HR. Imam Turmudzi). Dalam
tujuh golongan yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT adalah salah satunya,
ummat bermunajat kepada Allah dengan meneteskan air mata.
Drs. Basuki AR, M.Si
dalam muhasabah ini, mengajak kita mengevaluasi terkait amalan ibadah kita,
kesalahan-kesalahan serta dosa-dosa yang pernah kita lakukan, kebaikan yang
dilakukan orang tua kita. Sungguh Allah mengetahui apa yang hamba-Nya lakukan
di bumi baik dilihat oleh orang lain ataupun tidak. Malam itu semua orang yang
hadir di BKM Al-Munawar larut dalam memuhasabah dirinya masing-masing, larut
dalam tetesan air matanya.
Apabila ada yang
melakukan kemudaratan maka kita seharusnya menyeimbangkan dengan melakukan
kebaikan (kemasalahatan). Diantara orang-orang yang memeriahkan pergantian
akhir tahun dengan hura-hura, konser musik, bakar petasan dan kembang api, dan
lain sebagainya yang merupakan budaya yang dulunya dilakukan oleh orang Yunani
Kuno. KAMMI dan BKM Al-Munawar mencoba menghadirkan nuansa yang lebih mendekat
diri kepada Allah SWT, Tabligh Akbar dan Muhasabah.
Bermula dari perintah agar kita bertakwa kepada Allah dengan takwa yang
benar, dan meninggal dalam kondisi muslim, maka setiap muslim mesti
memuhasabahkan diri setiap saat, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan
saban akhir tahun, sebelum hembusan nafas terakhir.Setiap pergantian atau
perputaran waktu dijadikan pintu muhasabah dengan menghitung apa saja yang
telah diperbuat di waktu yang telah lewat. Muhasabah bukan hanya
dilakukan setiap ada pergantian waktu, melainkan setiap waktu dengan menghitung
atau bertanya pada diri sendiri mengenai apa saja yang telah diperbuat untuk
mengisi hidupnya. Dengan bermuhasabah, seseorang akan muncul kesadaran dirinya
untuk melakukan perbaikan sehingga hari demi hari perbuatannya menjadi semakin
baik. Tandanya semakin baik adalah keinginannya untuk berbuat kebajikan dan
kemaslahatan untuk masyarakat banyak.
“Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr (59): 18)
Posting Komentar
0 Komentar