Makhluk Bego Versus Mahasiswa Kupu-Kupu

Makhluk Bego Versus Mahasiswa Kupu-Kupu
M. Sadli Umasangaji











“Hehehe, lagi senang dengan dunia kebegoan dan terpesona dengan kata bego... dan belajar menyadari tentang makhluk bego... hehehe” begitulah komentar saya di status saya “Sedikit gundah + bingung, kata-kata ini kayak harus dihiasi untuk saya... "Kamu punya otak di kepala. Kaki dalam sepatumu. Kamu dapat mengendalikan dirimu ke arah mana pun yang kamu pilih" (Dr. Seuss) dikutip dari buku "Daripada bete, nulis aja!", hehehe.

Saya teringat saat masih duduk di bangku SMA dulu, saya selalu membayangkan masa kuliah alias menjadi mahasiswa itu semuanya orang-orang intelek, orang-orang cerdas, mahasiswa tahu segalanya, bagi pikiran saya saat masih duduk di bangku SMA itu mahasiswa juga bebas, mahasiswa itu bisa melakukan semua hal, mahasiswa itu mampu melakukan apa yang dia inginkan, hehehe begitulah pandangan saya ketika masih duduk di bangku SMA. Rasanya kalau jadi mahasiswa itu menyenangkan.

Dan setelah saya menjadi mahasiswa beberapa hal yang saya sadari dan belum saya temui sesuai dengan pandangan saya waktu SMA itu. Entahlah mungkin saya yang terlalu bego atau apalah saya sendiri bingung, hehehe. Setelah menjadi mahasiswa yang saya sadari tidak semua mahasiswa itu cerdas, dan terlebihnya mahasiswa itu terdiri dan tergantung dari jurusan atau fakultas yang ia tekuni atau yang dia kuliah sekarang, jadi mahasiswa mungkin tidak tahu segalanya tapi mungkin ia bisa tahu tentang jurusan atau fakultas yang ia jalani kuliah sekarang, hehehe. Mungkin pandangan saya waktu SMA sedikit salah setelah saya melakoni diri sebagai mahasiswa, tapi entahlah saya masih meyakini itu bahwa semua mahasiswa itu cerdas dan mahasiswa itu tahu segalanya. Sejak jadi mahasiswa juga malahan yang terasa mahasiswa itu dipandang sebelah mata, tidak tahu segalanya, dan sebagainya tidak seperti yang ada dipikiran saya waktu SMA dulu, hehehe.

Selain itu saya juga berpikir mahasiswa itu bebas, mahasiswa itu bisa melakukan segalanya, mahasiswa itu mampu melakukan apa yang dia inginkan. Tapi yang saya rasakan setelah jadi mahasiswa, mahasiswa itu ternyata masih harus ikuti aturan, mahasiswa itu tidak terlalu bisa melakukan segalanya banyak yang dibatasi apalagi harus melakukan apa yang dia inginkan, hehehe, masih tak mungkin.

Entahlah begitulah pandangan saya sebagai “makhluk bego” dan dibandingkan pikiran saya waktu masih duduk di bangku SMA. Terlebihnya menjadi mahasiswa setelah saya merasa menjadi mahasiswa, menjadi mahasiswa itu tidak susah eh salah maksudnya tidak gampang. Walaupun harus mematuhi aturan tapi membuat hidup sedikit penuh dengan ketidakaturan. Ya, kalau waktu SMA saya masih sempat main PS setelah pulang sekolah, setelah kuliah, malah main tugas, benarkah ? hehehe, tapi yang pasti siklusnya berubah 180 derajat. Dunia mahasiswa adalah dunia penuh ketidakaturan, makan tidak teratur, tidur siang malam bangun, semuanya serba tak terduga, nilai-nilai kampus pun tak terduga, hehehe. Menjadi mahasiswa membuat saya sedikit menikmati dunia malam, hohoho maksudnya dunia malam disini bangun tengah malam kerjakan tugas kampus, wkwkw. Menjadi mahasiswa itu membuat otak saya melenceng sedikit dari keadaan normal tapi tidak membuat saya kejang-kejang dan jadilah saya “makhluk bego”, hohoho.

Walaupun begitu saya sebenarnya lebih banyak menjadi mahasiswa kupu-kupu lebih tepatnya mahasiswa yang hanya kuliah pulang kuliah pulang. Ini juga yang membuat saya belum merasakan pikiran tentang mahasiswa waktu SMA dulu padahal dunia mahasiswa yang saya bayangkan dulu banyak hal yang bisa saya lakukan saat jadi mahasiswa. Tapi setelah menjadi mahasiswa yang saya lakukan hanya kupu-kupu, hehehe. Mungkin karena saya yang kuliah di pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Begitulah arti pendidikan vokasi yang saya kutip dari draft rancangan undang-undang tentang pendidikan tinggi.

Tapi sampai sekarang saya masih memimpikan pandangan saya tentang mahasiswa waktu SMA dulu itu. Saya ingin menjadi mahasiswa seperti pikiran saya, hehehe. Saya sempat menulis di status facebook; "...makin merasa aneh antara realitas dan imajinasi mulai merasuk...", hehehe. Bukankah mahasiswa adalah sebagai anggota sivitas akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri mengembangkan potensinya di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi dan/atau professional. Mahasiswa juga secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan pembelajaran, dan pencarian kebenaran ilmiah, dan atau penguasaan, pengembangan ilmu, dan pengamalan teknologi, dan atau seni, dalam mempersiapkan diri menjadi insan yang berbudaya. Begitulah mahasiswa berdasarkan draft rancangan undang-undang tentang pendidikan tinggi.

Entahlah saya juga teringat dengan sebuah tulisan saya dengan judul “Mahasiswa dan Menulis” yang saya cerita tentang saya sebagai mahasiswa dan dunia menulisku, hehehe. Sekarang saya juga sedang membaca buku dengan judul “Mahasiswa Juga Bisa Kaya”, buku yang mengajak berbisnis dan sukses sejak mahasiswa dan mencerita orang-orang yang dan sukses saat menjadi mahasiswa di dalamnya juga ada cerita tentang Mark Zuckerberg pembuat facebook, seorang pemuda yang sukses dan kaya.

Entahlah saya mungkin sekarang “makhluk bego” dan “mahasiswa kupu-kupu” tapi saya masih ingin menjelajahi dunia mahasiswa yang sesuai dengan pikiran saya dulu waktu masih duduk di bangku SMA, saya ingin dunia mahasiswa yang sesuai pikiran saya, hehehe. "Berhenti bermimpi, atau sejenak lupakan impian yang ada, dan ciptakan sebuah dunia alternatif dari saya untuk saya, saya tak mengerti, hehehe, bego ! wkwkwk”, begitulah status saya di akun facebook saya. Begitulah “makhluk bego” versus “mahasiswa kupu-kupu”, hehehe.

Posting Komentar

0 Komentar