Mahasiswa Adalah Mahasiswa

Mahasiswa Adalah Mahasiswa
M. Sadli Umasangaji



dunialukisan-javadesindo dot com






Dua hari terakhir ini saya terpapar dengan yang nama sekelompok insan-insan yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Ya, siapa lagi kalau bukan yang namanya mahasiswa. Saya juga masih beridentitas sebagai mahasiswa, tapi semoga sudah hampir mendekati fase terakhir untuk langkah ini, fase terakhir masa kuliah, sebagian langkah kehidupan yang telah saya lalui, sebagian dari berjalannya kehidupan tapi berharap kedepannya bisa jadi mahasiswa lagi, hehehe.
Maksud saya tentang dua hari ini saya terpapar dengan mahasiswa ialah mahasiswa baru. Setiap mahasiswa juga pasti pernah merasakan yang namanya menjadi mahasiswa baru, sebuah fase yang entah menyenangkan mungkin, relatif. Lebih tepatnya fase di antara fase masa sekolah SMA ke fase menjadi seorang mahasiswa, banyak hal baru biasanya itu yang paling sering dikatakan. Hal baru terkait apa saja yang baru untuk menjadi fase seorang mahasiswa. Seorang yang jarang begadang menjadi sering begadang, menjadi seorang nokturnal. Seorang yang penuh dengan ketidakaturan tapi berada dalam aturan. Mungkin seorang yang diberikan kebebasan dalam berpikir sebebasnya, hehehe.
Hari ini setelah bersantai ria dengan novel yang saya baca. Berdasarkan hal yang menjadi bekal untuk menulis yaitu “Banyak membaca, banyak berjalan, dan banyak bersilahturahmi”. Selain itu ketiga hal itu merupakan seni untuk menstimulus ide. Ketiga hal itu dituliskan oleh Bambang Trim dalam bukunya The Art Stimulating Idea dan juga dikutipkan oleh Andrias Harefa dalam bukunya Happy Writing. Ya, berdasarkan bekal untuk menulis itu, saya senang untuk banyak berjalan bukan hanya banyak membaca. Dan hari itu saya ikut pengenalan dalam sebuah organisasi kepemudaan, pengenalan tentang mahasiswa untuk mahasiswa baru. Siapa itu mahasiswa, tujuan dari mahasiswa, bagaimana mahasiswa itu dan semua yang berkaitan dengan yang namanya mahasiswa. Banyak berjalan, banyak silahturahmi, banyak membaca itu juga yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa, hehehe.
Dalam organisasi itupun tergabung mahasiswa dari berbagai kampus di Ternate. Dalam kajian tentang mahasiswa itu, seperti biasanya semua dimulai dengan perkenalan. Kemudian setelah mulai disampaikan materinya secara santai, dan saya mencoba mulai mencerna kata-kata menarik yang dipaparkan oleh pematerinya. Saya ingat pemateri itu mengatakan pertama-tama berbanggalah kita menjadi sebagai mahasiswa karena seperti yang terpapang oleh salah satu kampus di Ternate untuk mahasiswa baru “Selamat Datang Putra Putri Terbaik Bangsa”. Ya, Putra Putri Terbaik Bangsa, karena sebagian dari orang seumuran mahasiswa ada pula yang belum bisa menempuh pendidikan tinggi oleh sebab itu sebagian orang yang telah menjadi mahasiswa adalah putra putri terbaik yang diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi. Saya juga ingat pematerinya juga mengungkapkan bahwa mahasiswa adalah sosok yang mengetahui segalanya. Dan ungkapan itu yang cukup saya sukai, yang pernah saya tuangkan dalam tulisan saya juga “Makhluk Bego Versus Mahasiswa Kupu-kupu”, dan “Mahasiswa dan Menulis” hehehe.
Pemateri itu juga mengatakan mahasiswa itu menanggung beban, beban yang diamanatkan dari masyarakat kepada mahasiswa. Lebih tepatnya bagi saya mahasiswa mungkin menggenggam amanah, amanah dari masyarakat. Itulah arti mahasiswa yang dipaparkan sebagai agent of change, agent of control, iron stock, and moral force.
Mahasiswa sebagai agent of change, mahasiswa sebagai agen perubahan, sebagai kelompok yang diharapkan mampu memberikan perubahan. Oleh karena itu kehidupan mahasiswa itu tidak terlepas dari yang namanya membaca, menulis, dan berdiskusi.
Mahasiswa sebagai agent of controling social, mahasiswa sebagai agen yang mengontrol keadaan sosial. Ya, seperti kata Taufik Ismail, kalau tidak salah dalam puisinya, untuk hari kemerdekaan, beliau mengatakan “Mahasiswa takut sama dosen, dosen takut sama menteri, menteri takut sama presiden, dan presiden takut sama mahasiswa”. Mengingat peristiwa tahun 1966 dan 1998. Pemateri yang sebagai mahasiswa Fisip ini juga mengatakan mungkin sekarang sudah jarang terjadi lagi karena sebagian mahasiswa juga sudah bersifat hedonis. Dia juga mengatakan dalam ilmu politik mahasiswa sama seperti pers, dan militer merupakan kelompok yang mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Mahasiswa sebagai iron stock, mahasiswa sebagai kelompok pengganti. Ya, saya ingat kata-kata dalam film Doraemon, hehehe, “Ada masa kakek dan nenek, ada masa papa dan mama, dan kelak kita akan menjadi papa dan mama terus kakek dan nenek, ada masa dimana kitalah yang bertanggung jawab, masa dimana kita yang menentukan”. Begitu juga mahasiswa dimana ada masa kelak mahasiswa menjadi sosok yang bertanggung jawab, yang menentukan.
Pemateri juga memaparkan tujuan untuk jadi mahasiswa, untuk memperoleh ilmu pengetahuan, untuk memperoleh gelar pendidikan, untuk memperoleh pekerjaan. Entahlah ada penjelasan itu masing-masing tapi saya hanya tertarik yang menjadi seni dalam dunia mahasiswa yaitu dunia untuk pengembangan diri. Ya, mahasiswa itu dunia untuk fase mengembangkan diri.
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Definisi mahasiswa yang seperti terlalu normatif. Dan menurut draft RUUPT mahasiswa sebagai anggota civitas akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri mengembangkan potensinya di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi dan atau professional.
Dan dalam sehari sebelumnya saya juga ikut share pengalaman kuliah sebagai mahasiswa yang sudah semester akhir dalam kegiatan di kampus. Dengan mengutip sebuah slogan humanisme dalam novel 5 cm, “Manusia itu mendapatkan sesuatu dari manusia lain. Manusia melepaskan sesuatu dari manusia lain. Manusia menjadi manusia karena manusia lain atau mungkin manusia menjadi manusia kembali karena manusia lain”. Dan saya mengatakan slogan humanisme itulah bagian dari mahasiswa.
Setidaknya bagi saya terlibat dalam kegiatan seperti ini menggambarkan bekal menulis, banyak berjalan, dan mungkin banyak silaturahmi, dan memacu untuk banyak membaca. Terlibat dalam organisasi seperti ini memberikan suasana baru bagi saya, saya yang kuliah di pendidikan vokasi bertemu dengan teman-teman dari kampus yang berbeda, dari asal yang berbeda, mungkin juga menambah teman, proses belajar, pengalaman berbeda, bentuk pengembangan diri. Setidaknya dengan terlibat dalam organisasi saya mencoba menjadi mahasiswa yang memang sebagai mahasiswa, hehehe.
Mahasiswa juga bisa terbagi menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat), mahasiswa kuda-kuda (kuliah dagang-kuliah dagang), mahasiswa kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring), mahasiswa kuker (kuliah kerja), mahasiswa kuper (kuliah perpustakaan). Tergantung kita mau memilih menjadi yang mana, hehehe.
Mahasiswa adalah mahasiswa, membudayakan budaya membaca, menulis, berdiskusi. Mahasiswa adalah mahasiswa, banyak membaca, banyak berjalan, dan banyak silaturahmi. Mahasiswa adalah mahasiswa, relatif, tergantung bagaimana kita memandangnya, dan dari mana kita memandangnya. Mahasiswa itu penuh dengan ketidakpastian, karena di kehidupan ini yang paling pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Karena ketidakpastian itu juga mahasiswa harus bercita-cita, bermimpi, dan berkeyakinan. Dan yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah mempercayai akan cita-cita, mimpi dan keyakinan akan dirinya, dirinya sebagai mahasiswa. Setidaknya mahasiswa itu tidak menjadi setumpuk daging yang hanya diberikan nama, atau mahasiswa setidaknya tidak hanya menjadi seperti kata Socrates, hewan yang diberikan pikiran dan bila tak berpikir maka jadinya, entahlah. Mahasiswa itu berpikir maka dia ada, mungkin. Dan jangan tanya itu pada saya karena saya juga tak tahu, hehehe. Tapi bukankah Socrates mengatakan, “Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengetahui dirinya tidak tahu”, mungkin mahasiswa juga harus belajar untuk mengetahui dirinya tidak tahu, hehehe. Mahasiswa adalah mahasiswa, relatif, hehehe.

Posting Komentar

0 Komentar