Mencoba Menjadi Penulis

Mencoba Menjadi Penulis
M. Sadli Umasangaji







“Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana,
lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda”

Aku ingin menjadi penulis ! Aku ingin seperti Andrias Harefa, Jonru Ginting, Ahmad Fuadi, Oleh Solihin, Arswendo Atmowiloto, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa. Aku ingin jadi penulis. Begitulah aku saat ini aku sangat bergairah dalam belajar menulis dan aku sangat bergairah untuk belajar menjadi penulis.
Andrias Harefa dalam bukunya “Happy Writing” mengatakan untuk menjadi penulis yang diperlukan hanyalah kemauan. Anda bisa melakukannya saat ini juga. Ya, sekarang juga ! Sebab untuk menjadi penulis, Anda hanya perlu melahirkan karya tulis.
Dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” mengatakan penulis adalah pencipta hebat, menjadi seorang penulis perlu tekad yang kuat dan selalu berpikir positif. Seorang penulis harus menggabungkan aktivitas membaca, menulis, dan merenung merupakan suatu yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam buku “Happy Writing” yang Andrias Harefa kutip dalam buku “Menjadi Powerful Da’I dengan Menulis Buku” mengatakan bekal penulis adalah pertama, banyak membaca. Ini adalah pasangan serasi menulis. Mayoritas penulis, kalau tak boleh disebut semua, adalah orang yang gemar membaca dalam arti luas. Kedua, banyak berjalan. Rasulluah SAW menganjurkan kaum muslim untuk kerap berpergian. Berpergian akan memberikan hikmah yang banyak kepada kita sehingga bisa menjadi bahan tulisan. Ingatlah para ulama terdahulu banyak menulis buku hingga ratusan buku, umumnya adalah pengembara. Ketiga, banyak bersilahturahmi. “Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa silahturahmi bisa menjadi jalan bertemu rezeki. Rezeki silahturahmi bisa juga berupa ilmu dan ide untuk tulisan.
Dalam buku “Hari Gini Gak Bisa Nulis !” menjelaskan tips persiapan jadi penulis, langkah pertama yang harus kamu tempuh untuk mewujudkan impian menjadi penulis sukses adalah membangun kebiasaan membaca. Tips khususnya diantaranya belilah buku-buku petunjuk menulis, belilah segala macam buku, kumpulkan segala macam majalah, kumpulkan berbagai koran, sering-seringlah browsing di Internet.
Dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” persiapan dalam menulis menjelaskan ketika kita sudah punya tekad untuk menjadi seorang penulis haruslah punya keyakinan dalam diri bahwa kita akan terus menulis, menulis, dan menulis. Hal ini disebut sugesti hal positif yang akan menambahkan terus kepercayaan dalam mencapai suatu keberhasilan. Pada saat ingin menulis mungkin membutuhkan diantaranya; pertama, minat. Minat merupakan dorongan yang bersumber pada diri sendiri dalam melakukan suatu kegiatan yaitu menulis. Kedua, disiplin. Untuk menjadi sangat dibutuhkan kedisplinan yang tinggi tiap hari harus tetap menulis di sela-sela waktu yang sempit. Ketiga, stamina. Menjadi seorang penulis dibutuhkan kondisi tubuh sehat karena dengan kondisi sehat kita akan bisa berpikir dengan jernih, adanya keselarasan antara otak dan ditopang kondisi sehat karena saat tubuh lelah, daya pikir menurun, hasil kerja jadi tidak maksimal. Keempat, sebuah ide. Dengan memutuskan untuk menulis berarti kita sudah mempunyai ide yang nantinya akan dikembangkan untuk mejadi suatu cerita yang menarik. Kelima, suasana hati. Untuk mejadi seorang penulis produktif merupakan kewajiban menciptakan suasana hati demi mendukung kualitas dalam berkarya. Keenam, tempat. Tempat juga penting untuk menunjang kegiatan dalam menulis. Ketujuh, alat. Dalam kegiatan menulis kita memerlukan alat yang memudahkan dalam menyelesaikan kepenulisan.
Dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” juga menjelaskan persiapan menulis diantaranya; pertama, tekad yang kuat. Suatu keinginan yang berasal dari diri sendiri untuk selalu berusaha membuat suatu tulisan yang menghasilkan sebuah karya yang baik untuk dipublikasikan. Kedua, kebiasaan membaca. Dengan mempunyai kebudayaan membaca, akan menambahkan wawasan dan perbendaharaan kata. Ketiga, memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seorang penulis untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik. Keempat, disiplin waktu. Waktu merupakan sesuatu yang paling berharga untuk seorang penulis perlu kedisplinan yang tinggi.
Stephen King mengatakan “Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya”.
Melihat uraian dan ungkapan diatas dalam hal mencoba menjadi penulis, aku telah belajar hal-hal seperti membuat kebiasaan membaca, tekad untuk menulis, minat untuk menulis, membuat tujuan menulis, belajar disiplin menulis.
Selain itu aku juga terkesan dengan penjelasan dari Jonru Ginting tentang membangkitkan produktivitas menulis diantaranya; menumbuhkan dan memperbesar rasa iri yang positif, bergaul dengan banyak penulis, langsung menulis, kembali membangun kebiasaan menulis, memperjelas dan memperkuat tujuan, dan mengubah pola pikir mengenai kegiatan menulis.
O. Solihin juga mengatakan kamu masih memiliki motivasi menjadi penulis ? Syukurlah. Itu artinya kamu masih punya modal. Masih semangat juga kan ? Oke, itu sudah cukup sebagai pemicu untuk merintis jalan menjadi penulis. Kerja keras yang gigih akan memunculkan keseriusan.
Telah jelas bagiku terkadang memang dalam mencoba menjadi penulis aku masih malu dan juga merasa tak layak menjadi penulis ketika membaca tulisan orang lain yang lebih bagus, suasana hati tak bersemangat dalam menulis. Tapi sekarang mencoba menjadi penulis adalah bagian dari diriku.
Aku juga terkesan dalam buku “Reach Your Maximum Potential” agar tetap mencoba menjadi penulis, dalam buku itu menjelaskan Harold Sherman dalam bukunya “How to Turn Failure Into Succes” menulis tentang kode pertahanan yang bisa membantu kita dalam perjalanan kehidupan diantaranya; saya tidak akan menyerah selama saya tahu bahwa apa yang saya lakukan adalah benar, saya percaya bahwa segalanya akan berhasil jika saya tetap bertahan sampai titik terakhir, saya akan berani dan tidak tergoyahkan oleh hal-hal yang menyesatkan, saya tidak akan membiarkan orang lain mengintimidasi atau merendahkan tujuan saya, saya akan mengatasi semua keterbatasan fisik dan keterbelakangan, saya akan terus mencoba, mencoba dan mencoba lagi sampai saya dapat memperoleh apa yang saya inginkan, saya akan meyakini dan mempercayai bahwa semua orang yang sukses harus melawan kekalahan dan kesengsaraan, dan saya tidak akan pernah menyerah pada kekecewaan, kesedihan, atau tantangan yang saya hadapi.
Akhirnya aku tetap belajar untuk mencoba menjadi penulis, aku tetap belajar untuk menulis, menulis dan menulis. Bukankah Kuntowijoyo mengatakan “Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, dan menulis”. Mencoba menjadi penulis merupakan ceritaku sendiri dan aku yang menentukan ceritaku. Dan aku mencoba menjadi penulis dengan menulis, menulis, dan menulis.

”Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri”
(Mary Mccarthy)

Posting Komentar

0 Komentar