Presentasi Bisnis MLM, Partikel Higgs, Ibrahimovic dan Buku Kepenulisan Membuat Saya Basa Basi

Presentasi Bisnis MLM, Partikel Higgs, Ibrahimovic dan Buku Kepenulisan Membuat Saya Basa Basi
M. Sadli Umasangaji


(pixabay dot com)




Sambil menonton televisi, entah mengapa saya mulai ingin menuangkan basa-basi apa yang saya pikirkan. Hanya basa-basi. Sekali lagi hanya sekadar basa basi. Entah mengapa akhir-akhir ini saya sering sekali ingin menuliskan apa yang saya pikirkan yang bagi saya sendiri sebenarnya hanya basa-basi tapi sekali lagi saya juga ingin menuliskannya. Hanya ingin menuliskannya, menuliskan sebagai basa-basi pikiran saya.
Apa saya telah masuk dalam tahap seseorang yang sinting ? Hingga segala sesuatu telah menjadi perdebatan pikiran antara saya dengan diri saya. Segala sesuatu yang dipikirkan, saya mempertanyakannya kepada diri saya sendiri. Ataukah ini hanya sekadar perkembangan dari masa muda saya. Mungkinkah ini sesuatu hal yang wajar bagi semua orang yang berada pada masa mudanya. Ataukah boleh saya katakan ini sebagai sebuah perkembangan pikiranku karena telah masuk tahap menuju dewasa, atau mungkin tahap ketika seseorang telah memperoleh beberapa proses belajar, entah dari masa kuliahku, dari buku-buku yang telah ku baca, atau dari proses perjalanan kehidupan itu sendiri. Mungkin juga saya yang terlalu sering menjadi seseorang yang senang berdebat dengan pikirannya sendiri. Mungkin juga bisa dikatakan kalau ini menjadi bagian dari kesenangan saya dalam menulis, sehingga segala basa-basi ingin dituliskan. Mungkin lebih jauhnya saya hanya ingin perjelas apa yang saya pikirkan.
Ini berawal dari beberapa hari yang lalu ketika saya mengikuti sebuah presentasi tentang bisnis Multi Level Marketing yang menawarkan untuk menjadi member. Saya ikut presentasi ini karena ada teman saya yang memperkenalkannya. Sebenarnya saya sadari kalau saya memang tidak terlalu cocok dalam hal-hal seperti ini, terlebihnya saya tidak punya kemampuan dalam hal ini, karena saya sadari dari dasar sikap saya yang terkadang malas sekali berbicara banyak dengan orang lain. Tapi disisi lain saya juga ingin belajar mencari pengalaman tentang bisnis setelah membaca beberapa buku tentang entrepreneur dan belajar kewirausahaan gizi di kampus.
Ketika presentasi MLM itu, ada hal-hal yang bikin saya tertarik. Yang pertama produknya, ya karena beberapa produknya adalah produk kesehatan, saya tertarik untuk mencoba menjadi pengguna produknya, hehehe. Selain itu karena presentasinya, karena beberapa produknya adalah produk kesehatan jadi presentasi pertamanya tentang konsep kesehatan. Presentasinya bermula-mula menjelaskan tentang batasan dari sehat, hal-hal yang menyebabkan penyakit, dan yang paling membuat saya tertarik tentang bagaimana cara mengatasi penyakit, yaitu dengan konsep CBA, cleaning (membersihkan), balancing (menyeimbangkan), activating (mengaktifkan). Presentasi berikutnya tentang bagaimana bisnis MLM ini, bagaimana cara kerjanya, apa yang bisa dihasilkan, apa keuntungan yang diperoleh dan sebagainya.
Presentasi yang dilakukan juga menarik, presenternya seperti mungkin seorang motivator, terlebihnya gaya bicaranya seperti seorang mentor, itu membuat saya tertarik, yang ia bicara bukan hanya produknya, bagaimana bisnis MLM ini, terlebihnya tentang mimpi, impian tentang kehidupan yang lebih baik. Mungkin ini hal biasa bagi orang yang telah melihat berulang-ulang kali tentang bisnis MLM, tapi bagi saya ini pertama kalinya saya melihat presentasi bisnis MLM yang seperti ini, mengajak orang dengan mempaparkan sisi manusiawi, tentang semua yang menjadi keinginan semua orang, tentang impian. Sebenarnya presentasi dilakukan dengan sederhana, di kamar kos-kosan teman saya, dan hanya disediakan segelas air mineral. Sederhana memang, tapi saya merasa apa yang dipresentasikan itu menarik, terlebihnya cara mempresentasikannya. Dan saya mulai tergiur untuk menjadi member, hehehe. Atau mungkin saya termasuk orang yang mudah termakan kesan-kesan indah dari seorang presenter, hehehe. Walaupun begitu tak bisa dipungkiri juga saya juga mempertanyakan ke diri saya, apa saya bisa melakukannya. Saya juga mempertanyakan bagaimana bisa saya mencari orang yang berminat menjadi member juga, bagaimana bisa saya menjual produknya, dan bagaimana bisa mereka mau memberikan bonus hingga puluhan juta hanya karena kita menjadi member dan berhasil mencari member lain serta berhasil menjual produknya. Kelihatan sederhana tapi rumit. Dan terlebihnya saya banyak berpikir, hehehe.
Dan keesokan harinya, saya menonton sebuah acara di televisi tentang Partikel Higgs. Memang terlihat tidak ada kaitan dengan presentasi bisnis MLM kemarin tapi hal-hal ini yang membuat terjadinya perdebatan antara saya dengan pikiran saya. Partikel Higgs adalah partikel elementer yang telah lama dicari. Partikel ini dipercaya memberikan massa dan berperan dalam terbentuknya semesta. Tanpa ada Higgs Boson, atom takkan tercipta, ikatan kimia tak terbentuk semesta pun takkan ada. Teori tentang asal usul alam semesta, partikel yang dikatakan ada keberadaannya tapi sulit memahami keberadaannya, partikel yang ditemukan Prof Peter Higgs. Sejujurnya saya tidak terlalu memahami tentang partikel Higgs, lebih tepatnya sulit dipahami bagi saya, saya mendapatkan penjelasan tentang partikel Higgs lebih lanjut dari internet. Tapi bagi saya Partikel Higgs adalah sesuatu yang menakjubkan, menggagumkan, orang-orang di Barat sana sudah berpikir tentang bagaimana penemuan-penemuan menakjubkan. Ini membangkit semangat saya dalam terus menetapkan keinginan saya dalam belajar. Semua tentang mimpi, sekali lagi tentang impian. Partikel Higgs, membuat saya mempertanyakan mengapa saya hanya menjadi mahasiswa gizi, mengapa saya tak bisa menjadi lebih dari itu, atau mengapa saya menjadi mahasiswa gizi yang berpikir hanya itu-itu saja, hanya menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, tidak pernah mencoba menemukan sesuatu yang lebih mengagumkan ?
Dan berikutnya saya menonton lagi tentang acara sepak bola, bagaimana pemain-pemain hebat yang menjadi pemain terkaya, bagaimana mereka bisa bermain begitu hebat. Terlebihnya kepindahan Ibrahimovic ke PSG dari Ac Milan. Saya memang senang nonton sepak bola dan Ac Milan, klub favorit saya.
Saya juga mencoba membaca buku kepenulisan yang menjadi koleksi buku saya. Semua yang saya rasakan saat itu adalah hampa, gersang. Inti dari hal-hal ini adalah saya mempertanyakan tentang saya, apa tujuan saya ? Apa yang menjadi fokus saya ? Dan saya harus menjadi apa? Seseorang yang mengejar kekayaan? Seseoarang yang ingin meraih titel pendidikan setinggi-tingginya? Atau seseorang yang mencoba fokus menjadi seorang penulis? Bingung dan gila mungkin kata itu tepat bagi saya. Tapi bukankah Kahlil Gibran mengatakan “Merasa bingung adalah awal dari pengetahuan” dan “Kegilaan adalah langkah pertama ke arah sifat yang tidak egois. Jadilah gila dan katakan kepada kami apa yang tersembunyi di balik tirai ‘kenormalan’. Tujuan dari kehidupan adalah untuk menuntun kita mendekati rahasia-rahasia itu dan kegilaan adalah satu-satunya cara untuk memahami rahasia-rahasia itu”.
Terlebihnya saya mungkin lupa kalau fokus adalah hal terpenting, tidak ada seseorang yang sempurna, tapi untuk mencapai sesuatu yang sempurna yang diperlukan adalah komitmen dan fokus. Seperti hal diatas mereka bisa sukses karena mereka memang fokus terhadap apa yang mereka impikan. Ya, tentang itu bisnis MLM, Partikel Higgs, Ibrahimovic dan Buku Kepenulisan. Hal itu hanya mempertanyakan tentang saya dan apa yang saya impikan. Apa saya ingin menjadi seseorang yang mengejar kekayaan, seseorang yang memiliki titel pendidikan setinggi-tingginya, seseorang spesialis di bidangnya. Yang terpenting adalah saya harus fokus dan komitmen akan hal itu.
Dalam buku Reach Your Maximum Potential menjelaskan memang dalam hidup ini kita tidak bisa menggapai semua hal sekaligus. Logika sederhananya, jika mengejar sepuluh ekor kelinci pada saat bersamaan, hampir dipastikan kita tidak akan memperoleh satu pun. Sebaliknya, jika kita memfokuskan perhatian pada salah satu dari sepuluh ekor tadi, niscaya kita akan lebih mudah menangkapnya. Dan seharusnya seperti kata-kata ini “Dari kebutuhan ingin mendapatkan penerangan yang lebih baik, Thomas Alva Edison berusaha menciptakan lampu pijar. Ia tidak mencoba memperbaiki kualitas Lilin”.
Presentasi bisnis MLM, Partikel Higgs, Ibrahimovic, dan Buku Kepenulisan hanya membuat saya berpikir tentang begitu banyak orang yang dianggap sukses tapi tak menutup kemungkinan ada orang pula yang dianggap tidak sukses. Berpikir tentang ada orang yang kaya tapi merasa tidak nyaman, tidak bahagia, atau adapula yang malah memperoleh kekayaan akan tetapi pada akhirnya kekayaannya dibagi-bagikan kepada orang lain karena ketidakpuasaan akan kehidupan, atau orang yang tidak kaya tapi hidupnya kelihatan bahagia-bahagia saja, ataukah orang-orang yang mengejar kekayaan, orang-orang yang memiliki titel pendidikan tinggi tetapi dianggap tidak kaya, atau orang-orang yang berusaha meraih titel pendidikan tinggi, atau orang miskin yang senang miskin, atau orang-orang yang mencoba menjadi ahli dibidangnya, sepakbola terkenal, penulis terkenal, atau orang-orang yang menikmati hidup adanya saja tanpa berusaha seperti orang-orang lain.
Presentasi bisnis MLM, Partikel Higgs, Ibrahimovic, dan Buku Kepenulisan, hanya membuat saya harus menyadari jalan mana yang harus saya pilih. Dan kalaupun yang saya impikan adalah meraih titel pendidikan setinggi-tingginya, menjadi penulis, mengapa saya harus ragu, yang harus saya coba adalah fokus, komitmen untuk harus terus berada pada jalan yang saya impikan, saya harus menikmati jalan yang saya impikan.
Bukankah saya senang dengan pengertian sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Mencapai tujuan akhir bukan segalanya, harus lebih berfokus pada proses perjalanan sukses. Bukankah saya senang dengan kata-kata dari Andrea Hirata “Belajar tidak melulu untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri” dan “Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan, bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut”. Bukankah saya sukai kata-kata Pak Ciputra, “Mimpikanlah apa yang Anda inginkan. Inginkahlah apa yang Anda impikan. Bangunlah keyakinan bahwa itu bisa Anda peroleh melalui kerja keras yang terfokus. Ceritakan kepada diri sendiri dan teman-teman dekat apa yang Anda impikan dan kerjakan. Dan bertindaklah mulai saat ini untuk mewujudkannya”. Bukankah saya senang dengan kata Bambang Trim, “Menulis itu bukan soal bakat, melainkan soal minat, hasrat, dan ketrampilan”. Hal-hal ini hanya membuat saya mencoba memahami dan memandang tentang diri saya dan apa yang saya impikan.

Posting Komentar

0 Komentar