Personal Literatur
Lawatan ke Ternate, Fahri Hamzah (Ketua Umum Pertama PP KAMMI) Berbicara Century, Kenaikan BBM, dan Masa Depan Demokrasi
Lawatan ke Ternate, Fahri Hamzah (Ketua Umum Pertama PP KAMMI) Berbicara
Century, Kenaikan BBM, dan Masa Depan Demokrasi
Fahri Hamzah mulai dikenal oleh khalayak banyak sejak
genderang reformasi bergema kuat awal 1998. Dia adalah satu dari sekian banyak aktivis
mahasiswa yang namanya muncul karena aktivitas demonstrasi mahasiswa, Laki-laki
kelahiran Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 10 November 1971 ini adalah
pemimpin pertama KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Lulusan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini banyak terlibat dalam kegiatan
akademis dan cendikiawan sejak masa sekolah hingga mahasiswa. Ia tercatat
pernah menjadi pengurus senat mahasiswa UI (SMUI) beberapa periode.
Bersama
organisasi KAMMI, Fahri melancarkan gerakan anti-KKN (korupsi, kolusi dan
nepotisme). Dalam setiap aksinya, KAMMI pimpinan Fahri berbeda dengan aksi
unjuk rasa mahasiswa lain yang cenderung sering terlibat bentrok fisik dengan
aparat. Puncaknya KAMMI satu-satunya elemen
mahasiswa pendukung B.J. Habibie sebagai penerus tongkat estafet dari Soeharto
disaat elemen mahasiswa lain merasa bahwa Habibie sama saja dengan Soeharto.
Fahri
Hamzah adalah satu dari sedikit aktivis pemimpin organisasi atau gerakan
mahasiswa yang sering disorot media massa karena berbagai diskusi, rapat dan
demonstrasi mahasiswa yang digagasnya guna menurunkan rezim yang berkuasa.
Ia juga seringkali bekerjasama dalam berbagai kesempatan dengan “bapak
reformasi”, Amin Rais, untuk menggalang aksi-aksi besar di berbagai kota di Indonesia. Sebagai
intelektual muda, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini
banyak terlibat dalam kegiatan akademis dan kecendekiawanan sejak menjadi
mahasiswa. Selain pernah bekerja sebagai salah satu pimpinan di Jurusan Ekonomi
Ekstensi UI, ia juga pernah aktif sebagai Ketua Departemen Pengembangan
Cendekiawan Muda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat dan
berbagai kegiatan lainnya. Sebelum menjadi anggota DPR RI, Fahri Hamzah juga banyak mengikuti berbagai forum
pertemuan di dalam dan luar negeri. Saat ini Fahri Hamzah adalah anggota DPR RI dari
Fraksi PKS dan Wakil Sekjen DPP PKS.
Dalam lawatannya ke Ternate, Fahri Hamzah berbicara
Century, Kenaikan BBM dan Masa Depan Demokrasi. Diskusi ini merupakan agenda
KNPI Maluku Utara yang berlangsung di Café Jarod.
Dalam membuka diskusi ini, Fahri Hamzah mengatakan,
“Dan sopan untuk menutupi kesalahan adalah kejahatan”.
Fahri Hamzah membagi dua waktu, yaitu time frame
sejarah dan time frame peradaban. Kalau melihat sejarah Maluku, maka orang-orang
Maluku adalah penguasa. Kesultanan Ternate misalnya melakukan ekspansi hingga
ke filipina. Hampir mirip dengan Majapahit, tutur Beliau.
Anak muda tentu punya pandangan yang berbeda dengan
orang tua. Mereka feodalisme, mereka menyimpan tirani, dari dalam diri mereka.
Mereka ingin jadikan pemuda sebagai buruk sangka, orang-orang yang hanya
bekerja pada produksi.
Tirani adalah lawan kita dulu, lawan kita sekarang,
dan lawan kita sampai kapanpun. Tirani pada dasarnya kezaliman pada diri kita.
Tirani adalah ego pada diri kita. Tirani ketika memiliki kekuasaan maka akan
menjadi bahaya. Tirani adalah ketika kita tidak bisa menerima kritikan.
Sistemnya demokrasi, konstitusinya demokratis, tapi
institusi-institusinya masih ada yang dibentuk tidak demokratis. Demokrasi yang
modern adalah melayani. Dan inilah yang diambil dari Rasulullah SAW.
Kepemimpinan juga feodal. Mengurus menteri dengan
begitu banyak tidak jelas, timpal Fahri Hamzah.
Beliau juga menuturkan, Kenapa Century tidak hilang?
Kenapa Korupsi tidak hilang? Karena itu tidak ingin dihilangkan. Korupsi tidak
hilang. Korupsi festivalisasi dan korupsi diberantas. Beliau mengatakan Korupsi
bisa dihilangkan secara sistemik.
Beliau juga menjelaskan tentang Penolakan Kenaikan
BBM. Beliau mengambil contoh, Van Oranje, Pemimpin Belanda abad 16. Pada waktu
itu Belanda dijajah oleh negara lain. Pada masa Belanda, VOC ke Maluku untuk
mencari rempah-rempah dan emas. Dan mereka bertahan dari penjajahan dengan
menjadi itu hasil rempah-rempah dan emas sebagai permodalan negara.
Fahri Hamzah menambahkan, kritik kita kepada
pemerintah adalah tidak melakukan pembaharuan energi. Dan menjual pembaharuan
energi kepada negara lain dan memperkaya negara lain. Dengan gas yang begitu
murah.
Untuk Masa Depan Demokrasi, Fahri Hamzah membagi
menjadi tiga babak. Babak-babak Reformasi. Babak pertama adalah keruntuhan
rezim orde baru. Babak kedua adalah kegamangan reformasi. Dan babak ketiga
adalah kepemimpinan otentik.
Fahri Hamzah menguraikan bahwa “Jantung Indonesia
adalah ada pada kepemimpinannya”. Beliau juga menuturkan Islam buka hanya
religius tetapi juga peradaban.
Fahri Hamzah kembali menambahkan, “Sudah saatnya kita
berpikir tentang masalah transisi. Apakah kita sudah berada dalam jalur yang
salah atau jalur yang benar. Seorang pemimpin adalah orang yang seharusnya
memahami filsafat perubahan amandemen”. Kalau itu salah ya salah dan kalau itu
benar ya benar, tutur Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah juga mengatakan keotentikan perjuangan
pemuda adalah masa reformasi. Proklamasi dan Sumpah Pemuda adalah sesuatu yang
tidak memiliki studi kelayakan.
Fahri Hamzah juga menuturkan, “Kita memang tidak bisa
menjadi Presiden. Setidaknya kita punya konsep dalam kepemimpinan”.
Setelahnya terjadi diskusi dengan Fahri Hamzah dari
berbagai penanya terkait Century, Kenaikan BBM, dan Masa Depan Demokrasi.
Diskusi berakhir sekitar pukul 00.00 WIT. Fahri telah menerbitkan
beberapa karyanya dengan judul “Negara,
BUMN dan Kesejahteraan Rakyat”, “Negara,
Pasar dan Rakyat”, “Kemana Ujung
Century”, dan “Demokrasi,
Transisi, Korupsi”.
Posting Komentar
0 Komentar