Kepenulisan
Bermodalkan Semangat dalam Menulis
Bermodalkan Semangat dalam Menulis
M. Sadli Umasangaji
“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan, teruslah berkarya”
(Michael Crichton)
Aku terkesan dengan penjelasan dalam buku “Reach Your Maximum Potential” yang mengungkapkan sebuah penelitian yang dilakukan Harvard University membuktikan bahwa keberhasilan seseorang 85 persen ditentukan oleh sikap. Sisanya sebesar 15 persen adalah pengetahuan dan keterampilan. Selain itu dalam buku itu juga mengungkapkan Psikolog terkenal, William James, tanpa ragu-ragu pernah berkata, “Penelitian terbesar dari generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya”.
Masih dalam buku itu juga mengungkapkan bahwa orang sukses, mereka tidak membiarkan keadaan di luar menciutkan tekad mereka untuk berprestasi. Sikap bukan ditentukan oleh keadaan di luar melainkan keadaan di dalam diri kita.
Dengan melihat kata-kata diatas aku sadar bahwa aku memang terkadang dalam menulis masih merasa kaku dan terkadang pula malu terhadap orang lain sehingga aku malah terkadang tidak dapat menghasilkan tulisan atau terkadang malah rasa malu dengan tulisanku sendiri lebih tepatnya takut dibaca oleh orang lain padahal tulisan yang aku hasilkan membuatku bangga terhadap diriku sendiri. Ataupun terkadang aku merasa jenuh, merasa malas hingga merasa tak berbakat dalam menulis. Tapi semua itu yang membangkitkan aku untuk tetap setia menulis adalah semangat. Aku hanya bermodalkan semangat dalam menulis. Setidaknya dengan bermodalkan semangat dalam menulis membuat semua hal itu tidak membuatku harus dikuasai oleh keadaan dari luar dan tidak membuatku harus tidak menciutkan tekad dalam menulis.
Bermodalkan semangat dalam menulis juga aku dapat dalam tulisan di buku “Curahkan Gairah Menulis” yang mengatakan belajar menulis tidak pernah putus asa setiap melangkah. Harus punya satu tujuan, untuk mencapai tujuan harus punya satu alat untuk menambah motivasi dalam melakukan sesuatu. Motivasi sangat dibutuhkan dalam mencapai suatu angan demi mewujudkan cita-cita.
Dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” juga menjelaskan motivasi sangat dibutuhkan dalam mencapai angan demi mewujudkan suatu impian, karena orang sukses adalah orang yang memiliki motivasi yang kuat.
Dalam tulisannya O. Solihin juga mengajukan untuk beranilah menuliskan buah pikiran Anda sekarang juga. Jangan tunggu sampai lupa apalagi malas. Dalam tulisan lain juga O. Solihin juga mengatakan yang hendak menulis, beranilah untuk menuangkan buah pikirannya. Jangan ragu, jangan bimbang, teruslah menulis. Asah kemampuan menulis secara teknik, dan kembangkan terus wawasan yang kita miliki. Insya Allah akan menghasilkan tulisan yang tidak saja enak dibaca, tapi juga berbobot. O. Solihin juga mengatakan bahwa ia lebih terinspirasi daripada termotivasi. O. Sohilin mengatakan “Kita butuh motivasi (termasuk menurut saya, inspirasi) dari orang lain. Tetapi, peran kita tetap menentukan langkah kita sendiri. Para inspirator dan motivator, kelas dunia sekalipun, tak akan mampu menolong keterpurukan kita jika kita tak mau berubah. Mereka bisa berhasil karena kita bekerjasama dengan mereka. Kita mengikuti sarannya, dan mengembangkannya lebih hebat. Semoga kita siap mengubah diri kita, baik awalnya terinspirasi dan termotivasi dari orang lain, ataupun kita sendiri yang merenung dan melakukan usaha maksimal sehingga inspirasi itu muncul dari hasil kreasi kita”.
Selain itu O. Solihin juga mengatakan pentingkah sebuah kemauan? Penting. Saking pentingnya kemauan, seringkali bisa mengalahkan kemampuan. Buktinya, orang yang kemauannya tinggi untuk menjadi penulis misalnya, maka ia akan terus berusaha dan belajar serta berlatih menulis. Sementara yang sudah memiliki kemampuan menulis—meski belum mahir benar—tetapi jika kemampuannya tidak diasah terus secara konsisten, maka ia akan mudah disalip oleh yang hanya mengandalkan kemauan di tahap awal. Mereka yang kuat kemauannya dan terus berlatih, akan memiliki kemampuan juga pada akhirnya. Cepat atau lambat.
Melihat untaian kata-kata diatas aku tetap merasa bahwa aku butuh bermodalkan semangat dalam menulis karena dengan semangat aku dapat menulis. Telah diuraikan diatas mulai dari motivasi, inspirasi, hingga berani serta memiliki kemauan. Itu adalah bagian dari kata semangat. Motivasi dan inspirasi efeknya menimbulkan semangat sedangkan berani dan kemauan disebabkan karena semangat. Begitulah menurutku dan semangat menjadi modal buat aku menulis.
Bermodalkan semangat lewat menulis juga terlihat seperti yang diungkapkan dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” sebenarnya kesulitan menulis adalah mengalahkan diri sendiri, kebosanan, kemalasan, keputusasaan yang datang silih berganti. Dan menurutku modal dalam mengatasi kesulitan menulis adalah semangat.
Begitulah seperti yang dikatakan dalam buku “Curahkan Gairah Menulis” hiduplah penuh mimpi dan untuk mewujudkan sebuah impian perlu motivasi diri, adanya dukungan orang lain dan pengendalian diri. Menurut Steven R. Covey sukses seseorang ditentukan oleh karakter dan bukan hanya kepribadian. Karakter merupakan sifat tersembunyi dimiliki seseorang. Dan semangat termasuk bentuk dari karakter.
Dengan bermodalkan semangat dalam menulis, aku akan belajar menulis dalam kondisi dan suasana apapun. Semangat yang kuat akan menumbuhkan tekad yang kuat. Semangat dan tekad yang kuat merupakan energi yang mampu mengalahkan ketakutan, kemalasan juga rasa ketidakmampuan dalam menulis. Energi ini yang akan menjaga stabilitas dan konsistensi dalam proses menulis, sehingga menghasilkan tulisan yang berenergi.
Setidaknya bagiku bermodalkan semangat dalam menulis membuatku selalu belajar menghasilkan tulisan. Setidaknya aku menjadi sedikit produktif. Setidaknya bila dimasukkan dalam zona yang dibagikan Andrias Harefa maka aku yang bermodalkan semangat sudah berhasil masuk dalam tahap zona nekat. Zona yang memiliki keberanian tinggi, namun pertimbangan kurang. Yang artinya produktivitas tinggi. Saya yang bermodalkan semangat dalam menulis menjadi lebih produktif.
Bermodalkan semangat dalam menulis, membuatku belajar untuk menulis, menulis dan menulis. Bukankah ada kata bijak yang mengatakan kalau kita berpikir bisa maka kita akan bisa. Dan aku yakin kalimat yang melandasi itu adalah semangat. Bermodalkan semangat dalam menulis, membuatku tidak ada alasan untuk tidak menulis. Bermodalkan semangat dalam menulis membuatku harus memulai menulis.
“Kamu masih memiliki motivasi untuk menjadi penulis ? Syukurlah. Itu artinya kamu masih punya modal. Masih semangat jugakan ? Itu sudah cukup sebagai pemicu untuk merintis jalan menjadi penulis. Kerja keras yang gigih akan memunculkan keseriusan”
(O. Solihin dalam Buku Menjadi Penulis Hebat)
Posting Komentar
0 Komentar